• SEKOLAH ALAM AL-KARIM

    Tergabung Dalam Jaringan Sekolah Alam Nusantara

  • PROSES PEMBANGUNAN GEDUNG SMA

  • LOGO SEKOLAH ALAM AL-KARIM

  • PENGHARGAAN NASIONAL

    The Most Leading School Of The Year 2016.

  • PENGHARGAAN NASIONAL

    The Most Favourite Islamic School In Best Education Program Of The Year 2017.

  • TERAKREDITASI A OLEH BAN-SM

    Terakreditas A Oleh Badan Akreditasi Nasioanl Tahun 2018

Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Monday, July 10, 2023

Mengenal Outbound Sekolah Alam Al-Karim


Bermain Outbound merupakan permainan yang menyenangkan. Selain menyenangkan, bermain outbound juga dapat melatih kekompakan dan kerjasama tim. Dalam hal ini, Sekolah Alam Al-Karim mengemas bermain outbound tidak hanya sekedar menyenangkan, namun juga membawa nilai-nilai positif yang ingin disampaikan.


Salah satu instruktur outbond, Abi Endi Febriyanto, S.Kom menjelaskan bahwa bermain outbound versi Sekolah Alam Al-Karim banyak menanamkan nilai-nilai positif seperti; Kejujuran, Keberanian, Sabar, Amanah, Kreatif dan inovatif.


"Melalui permainan outbound ini, kami ingin menamakan jiwa leadership pada anak," Tutur Abi Endi yang merupakan Waka SMP Alam Al-Karim, Senin 10 Juli 2023


Adapun deskripsi nilai-nilai positif yang dapat kita ambil sebagai berikut ;


1. Kejujuran

Kejujuran merupakan pondasi penting dalam hubungan antarmanusia. Dengan menjadi jujur, kita membangun kepercayaan yang mendalam dengan orang lain. Orang-orang akan merasa nyaman dan aman berinteraksi dengan kita karena mereka tahu bahwa kita akan berbicara dengan jujur ​​dan tidak akan mengecewakan mereka. 


Dalam perspektif islam, kejujuran merupakan salah satu sifat terpenting dalam kepribadian seseorang dan sekaligus menjadi pertanda keimanannya. Kejujuran dapat membuat seseorang dipercaya akan kebenaran ucapan dan sikapnya. Orang yang jujur tentu memiliki sifat-sifat terpuji lainnya, karena kejujuran merupakan cerminan akhlak al-karimah


Allah SWT berfirman dalam surat Attaubah ayat 119 :

Yang artinya “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)” 


2. Keberanian

Nilai keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi ketakutan, tantangan, atau risiko dengan keberanian dan tekad yang kuat. Keberanian melibatkan kemauan untuk menghadapi situasi yang sulit atau bahkan berbahaya tanpa mundur atau menyerah. Ini melibatkan kekuatan dalam mengatasi rasa takut, mengambil risiko yang diperlukan, dan bertindak meskipun ada ketidakpastian atau rintangan yang mungkin terjadi. Keberanian dapat muncul dalam berbagai konteks kehidupan, baik dalam situasi pribadi maupun profesional.


3. Sabar

Nilai sabar adalah kemampuan untuk menahan diri, mengendalikan emosi, dan menerima dengan tenang dalam menghadapi situasi yang sulit, lambat, atau tidak sesuai harapan. Sabar melibatkan kesabaran dalam menghadapi hambatan, kesulitan, atau keterlambatan tanpa kehilangan kepercayaan atau kebijaksanaan.



Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW berkata, "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim).


Keberanian dalam Islam disebut syaja'ah berperan penting saat seorang muslim menghadapi bahaya, kesulitan, atau kondisi buruk lain. Sifat berani mendorong muslim tetap bersikap benar, bijaksana, dan mampu mengendalikan emosi.


4. Amanah

Nilai amanah (trustworthiness) adalah suatu konsep moral dan etika yang menggambarkan kualitas seseorang atau lembaga dalam menjalankan tugas, tanggung jawab, atau kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Nilai amanah menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan konsistensi dalam melaksanakan tanggung jawab dan menjaga kepercayaan orang lain.


(Laa iimaana liman laa amaanata lahu walaa diina liman laa ‘ahdahu)


Artinya:

“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji” (Hadis Riwayat Ahmad).


Dalam hadis tersebut, kita dapat melihat bahwa sifat amanah dijadikan sebagai indikator kesempurnaan iman seseorang. Padahal, tentu masih banyak lagi sifat terpuji selain amanah. Oleh karena itu, sifat amanah wajib dimiliki karena dapat menjadi gambaran tingkat keimanan seseorang.


5. Kreatif dan inovatif 

Kreatif adalah kemampuan atau kecenderungan untuk menghasilkan ide-ide baru, gagasan, atau solusi yang orisinal dan inovatif. Orang yang kreatif seringkali memiliki imajinasi yang kuat, pemikiran yang fleksibel, dan kemampuan untuk melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda. Mereka mampu menghubungkan gagasan-gagasan yang belum pernah terhubung sebelumnya, menghasilkan sesuatu yang unik dan berbeda.


Kreativitas dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk seni, desain, musik, sastra, teknologi, bisnis, dan lain sebagainya. Orang-orang kreatif sering kali memiliki kecenderungan untuk berpikir di luar kotak, mengambil risiko, dan mencari solusi baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.


Islam memandang dari sisi lain tentang kreativitas, yaitu kreativitas dipandang sebagai anugerah yang diterima oleh setiap manusia dari Sang Pencipta. Anugerah itu berupa potensi awal yang bersifat positif untuk berkembang.


Sumber : Segala Sumber (Islam,)

Editor : Abi Tio & Tim Media

Monday, August 24, 2020

Perkembangan Anak di Era Digital



Era digital merupakan masa dimana manusia telah melek teknologi dan semuanya serba terkoneksi, semua serba cepat, mudah dan instan. Namun ada banyak hal yang perlu diperhatikan pada era digital ini salah satunya yaitu mengenai perkembangan anak.

Perkembangan anak merupakan suatu hal yang kompleks, artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak. Lalu bagaimana dengan proses perkembangan anak di era digital seperti sekarang ini?

Thursday, August 6, 2020

Bahasa Bunda, Bahasa Cinta

Sering saya sampaikan dalam berbagai kesempatan bahwa bagi saya menjadi guru di sekolah alam tak ubahnya seperti membuka  jendela-jendela pengetahuan baik tentang pendidikan ataupun tentang cara menjadi orangtua. Satu dari banyak ilmu berharga yang saya dapatkan di sini adalah ilmu tentang “Bahasa Bunda, Bahasa Cinta” milik Ibu Septriana Murdiani. 

Monday, July 27, 2020

AYAH IBU, DIDIKLAH AKU SEPERTI SAHABAT NABI

Oleh : ✒ Abu Khansa Al-Jagabiy 
***
Dalam sebuah kelas di sebuah sekolah dasar, seorang guru bertanya kepada murid-muridnya: “Apa cita-cita kalian bila besar nanti?”

Maka, seperti umumnya anak-anak, mereka menjawab ingin menjadi dokter, teknisi, polisi, dan jabatan-jabatan semisalnya, sampai pada seorang murid, ia berkata: “Aku ingin menjadi seperti sahabat nabi, karena ibuku selalu mengatakan bahwa merekalah orang-orang yang dicintai Allah dan RasulNya.”

Sunday, November 22, 2015

Pengalaman adalah Guru Terbaik

Oleh : Tila Paulina S.Pd.

Beberapa pertanyaan yang sering sekali muncul di Sekolah Alam Se-Indonesia hampir semua sama.
Kenapa sekolah alam banyak mainnya?
Kenapa jarang dikasih PR?
Kenapa pulang sekolah kotor?
Kenapa seolah-olah anak kami gak belajar?
Kenapa gak ada rangking?
Kenapa gak membanggakan hasil angka?
Anak saya belajar gak siihhhhh!!!!
Kenapa, kenapa, dan kenapa?
Belajar lagi belajar lagi !!!
Jika pertanyaan muncul kepada saya.
Maka saya akan balik bertanya
Kenapa kita begitu peduli terhadap nilai angka?
Kenapa kita hanya milihat angka yang tergores dalam kertas?
Kenapa kita tak melihat perubahan karakter anak?
Apakah anak kita robot mengikuti semua mau kita?
Apakah anak kita harus menguasai semua pelajaran, sedangkan belajar dari pengalaman kita pun tak menguasai semua?
Penting mana akhlaq atau secarik kertas?
Apakah ketika ia bekerja ditanya berapa nilai UAS,UAN?(mungkin sekrang ia tapi 10 atau15 tahun lagi apa masih)
Nilai-nilai dalam kertas mungkin dalam 15 tahun kedepan tak terpakai lagi melihat persaingan dunia amat ketat tak punya skill dan tak punya fisik tangguh akan terhempas.
nilai-nilai fantastis tak akan orang tengok lagi, mana mungkin orang menilainya hanya dari angka.
APAKAH MUNGKIN ORANG AKAN MENGHARGAINYA KARNA NILAI 100 tapi ia tak pandai menghargai orang lain, buang sampah sembarangan, tak tau budaya antri, tak peduli terhadap alam, tak bermental tangguh dan tak cerdas.
Mulailah membuka diri kita agar lebih luas dalam berfikir,,bahwa anak tak cukup hanya dengan nilai fantasis atau pintar mereka harus cerdas bukan pintar, punya etika, taat pada Pencipta, mencintai Rasulullah, menjaga alam, fisik tangguh, bermental baja ini proses panjang butuh ekstra pikiran dalam menjalankan takkan cukup 1-5 tahun tapi bertahun-tahun baru akan terasa hasilnya.
Anak adalah anugerah terindah biarkan mereka berproses sesuai fase umurnya.
Ketika anak usia 6-10 tahun, mereka bermain dan belajar. Ketika berusia 11-17 tahun belajar dan bermain. Kesimpulannya anak semakin bertambah umur akan mulai memahami dan mengerti akan proses dalam belajar.
Jangan paksa mereka baru kelas 1 sudah disuguhkan buku seberat 3kg, tak terbayangkan ada 8 pelajaran wajib, dll (saya sebagai orang dewasa tak akan sanggup).
Belajarlah ilmu gelas jika diisi perlahan maka kita akan tau batas penuhnya, jika kita mengisi langsung penuh maka akan tumpah ruah tak jelas.
Jangan takut mereka tertinggal inshaAllah proses yang baik ikhtiar maksimal akan berbuah manis
Bahkan seorang ilmuan hebat sekalipun ia tak akan mampu menguasai semua bidang dan ia pasti merasakan gagal berkali-kali (jika anak tak bermental baja bayangkan ia akan stres bukan main ketika gagal)
SO biarkan anak menemukan bakatnya sedari kecil ia tak akan tau tanpa MENCOBA / BEREKSPERIMEN berbagai hal baru (disinilah ia akan menemukan PASSION nya).
Sekarang coba kita tengok pendidikan di Jepang mereka bertahun-tahun sekolah hanya untuk belajar tentang kehidupan contoh membersihkan toilet, budaya antri, peraturan dikendaraan,kejujuran, dll setelah itu baru mereka melatih kecerdasan itu pun mereka tak dituntut menguasai semua.
MASIHKAH kita berfikir ANGKA segalanya.
Belajar menyeimbangkan antara KECERDASAN INTELEKTUAL DENGAN KARAKTER.
InsyaAllah bisa saling beriringan.
Ikuti ajaran Rasulullah beliau amat sabar dalam melakukan dakwah pada para sahabat butuh proses panjang tapi lihat hasilnya mereka lahir menjadi para pemimpin BERKARAKTER dan ahli pada bidangnya sekali lagi para sahabat Rasul pun tak menguasai semua ilmu tapi mereka menjadi AHLI ILMU (buku Muhammad teladanku).
Terus berproses menjadi fasilitator/Orangtua yg hebat, Insyaallah atas izin Allah SWT akan terlahir generasi HEBAT (Hafal Quran, Excellent dalam Passion-nya, Berahlaq, Teratur hidupnya).
Inshaallah tahun 2023 akan lahir PEMIMPIN MUDA PENUH KARYA....

(jr)